Tak bisa dipungkiri bahwa kehadiran dan perkembangan teknologi yang sedemikian cepat dan signifikan, dapat pula mempengaruhi kehidupan manusia itu sendiri. Interaksi sosial antar manusia, kehidupan sehari-harinya, dan sebagainya.
Sebenarnya, istilah Generasi Milenial dan Generasi Z/Gen Z sangatlah berbeda. Sedangkan istilah anak jaman now hanya sekadar ungkapan bahasa gaul/bahasa keseharian yang sedang populer digunakan (viral) karena dianggap unik. Memadukan 2 bahasa, Indonesia dan Inggris, menjadi seolah olah satu frasa, yakni "jaman" dan "now". Jadi mari kita tinggalkan dulu bahasan "anak jaman now", dan beralih ke topik utama = Generasi Z. Hehe.
Istilah Generasi Z dicetuskan oleh Sosiolog kelahiran Hungaria, Karl Mannheim. Pada tahun 1923, Karl Mannheim ini mengeluarkan karya ilmiah yang berjudul "The Problem of Generation". Dia menyebutkan bahwa manusia-manusia di dunia ini akan saling memengaruhi dan membentuk karakter yang sama karena melewati masa sosio-sejarah yang sama. Untuk lebih mudahnya seperti ini. Manusia-manusia di Indonesia yang lahir pada era Orde Baru, akan sama karakter, sifat, dan bentuk komunikasi sosialnya, yang pada akhirnya akan mempengaruhi lingkungan di sekitarnya.
Karena gagasan yang dihembuskan oleh Karl Mannheim ini lah para sosiolog dari Amerika, hingga saat ini, mengembangkan dan merumuskan "generasi" manusia berdasarkan karakter sosialnya, yakni Generasi Era Depresi, Generasi Perang Dunia II, Generasi Pasca-PD II, Generasi Baby Boomer I, Generasi Baby Boomer II, Generasi X, Generasi Y alias Milenial, lalu Generasi Z dan Generasi Alfa.
Dalam pembagian di atas, disebut Generasi Era Depresi, karena memang pada saat itu, bangsa-bangsa di dunia seakan-akan mengalami depresi yang sangat berat. Kegagalan Liga Bangsa-Bangsa dalam menciptakan perdamaian, adu kekuatan militer antar negara, politik aliansi, keinginan untuk ekspansi (menjajah), dsb. Kemudian lahirlah Perang Dunia II. Generasi ini disebut Generasi Perang Dunia II, karena mereka-mereka lahir dan mengalami peristiwa ini. Menjelang dan selepas Perang Dunia II, lahirlah Generasi Baby Boomer I dan II. Dimana pada saat itu, populasi penduduk dunia meningkat sangat pesat sekali. mungkin saat itu tidak ada istilah Keluarga Berencana (KB). Hehe. Kemudian Generasi X yang ditandai dengan kemunculan era industri yang berkembang pesat dan perang dingin antara negara-negara ekonomi kuat. Selanjutnya Generasi Y/Milenial, dimana pada saat itu sedang berkembang pesatnya teknologi informasi, komunikasi, dan arus globalisasi. Dan yang saat ini sedang kita bahas, Generasi Z. Dimana Generasi Z ini lahir, tumbuh, dan berkembang pada awal masa kemunculan teknologi yang bernama "Internet". Dan yang paling baru adalah Generasi Alfa. Namun saat ini, saya belum banyak mengetahui tentang generasi ini. Mungkin akan dibahas pada artikel saya selanjutnya. Hehe.
Oh iya, perlu diketahui bersama bahwa fase dan jangka waktu penamaan generasi ini tidak sama di setiap negara/bangsa secara umum. Mengingat perkembangan dan kemajuan negara-negara di dunia berbeda satu sama lainnya. Generasi Z di Indonesia akan berbeda dengan Generasi Z di Amerika. Mengingat kemajuan teknologi Internet di Amerika sudah lebih dulu ada daripada di Indonesia. Begitu juga dengan negara-negara lainnya.
Seperti yang diuraikan sebelumnya. Generasi Z merujuk pada orang-orang yang dalam kehidupannya (dari lahir) sangat dekat dengan balutan teknologi, khususnya teknologi Internet. Para pakar sosiologi dan antropologi di Indonesia menyebut, setidaknya yang termasuk Generasi Z di Indonesia adalah orang-orang yang lahir pada medio tahun 1995-2010. Mengingat, teknologi Internet baru masuk ke Indonesia pada tahun 1994. Memang dari awal kedatangan Internet sampai kira-kira tahun 2000an awal, teknologi ini belumlah digunakan oleh sebagian masyarakat Indonesia. Ditambah adanya peristiwa besar, krisis moneter yang berimbas adanya reformasi pemerintahan di era 1997-1998.
Generasi Z ini mulai terasa "kehadirannya" ketika platform komunikasi daring, atau lebih mudahnya dikatakan media sosial (medsos), mulai marak digunakan kaum-kaum muda kelahiran 90an pada masa remaja mereka. Kemunculan platform mIRC dan Friendster menjadi cikal bakal tumbuh kembangnya media sosial di Indonesia. Lalu, sekitar awal tahun 2004, terciptalah situs Facebook yang dipelopori oleh Mark Zuckerberg. Facebook inilah yang kemudian menjadi booming dan banyak digunakan oleh anak muda di dunia, termasuk di Indonesia. Tampilan yang segar, kemudahan akses, kelengkapan fitur, menjadi daya tarik tersendiri oleh penggunanya. Dari Facebook pula, muncul media sosial lain seperti yang kita gunakan sampai saat ini, yakni Twitter, Instagram, Snapchat, Path, dsb.
Di Indonesia sendiri, Generasi Z menempati porsi penduduk yang cukup tinggi. Yakni sekitar 28,86% atau sekitar 68,02 juta penduduk, menurut sensus penduduk tahun 2010. Sedangkan populasinya di dunia menurut World Population Estimate 2015, sekitar 2,5 miliar jiwa atau sekitar 34,05% total penduduk saat itu. Oleh sebab itu, banyak kalangan khususnya di Indonesia menaruh optimisme tinggi, walaupun tak sedikit pula yang pesismistis bahwa perubahan besar akan dibawa oleh Generasi Z ini yang akan menggantikan Generasi Y/Milenial.
Karakteristik Generasi Z yang menurut beberapa ahli dan pengamat, digambarkan sebagai manusia yang menghargai keberagaman, menjadi agen perubahan, berorientasi pada target, dan senang berbagi ini, dianggap membawa angin segar bagi perkembangan Indonesia di masa yang akan datang.
Nb: Mostly sumber referensinya dari Tirto. Ini platform informasi paling yahuud, independen, dan terpercaya. hehe.
Mari berteman. Siapa tahu kita jodoh. Wkwk
Nb: Mostly sumber referensinya dari Tirto. Ini platform informasi paling yahuud, independen, dan terpercaya. hehe.
Oh iya, jika kalian merasa terbantu dengan tulisan ini, bantulah saya untuk dapat membantu lebih banyak orang dengan membagikan/share tulisan ini ke semua akun media sosial kalian. Jangan lupa sertakan nama penulisnya yaa. Mulailah untuk menghargai karya seseorang. Saran dan kritik sangatlah membantu. Tidak semua tulisan saya adalah benar, dalam artian tulisan ini terdapat pula opini dan pendapat pribadi. "Sharing is Caring", mulailah menulis. Terima kasih.
Alit Nurindra, 20 tahun.
Sleman, 3 Maret 2018
Mari berteman. Siapa tahu kita jodoh. Wkwk
facebook.com/alit.nurindra
alit.aa.indra@gmail.com
alit.aa.indra@gmail.com