Kamis, 17 April 2014

Mengolah sampah botol plastik PET, PP, dan HDPE

Assalamu'alaikum! :D

Nah, setelah sekian lama tak berjumpa, saya akhirnya dapat menulis lagi di blog saya yang tercintah ini. Kali ini, saya akan berbagi pengalaman saya "mencari uang" dari barang-barang rongsok (baca : bekas). Yaa kalian juga boleh menyebutnya dengan sampah. Karena yang saya tuliskan kali ini erat kaitannya dengan sampah di Kabupaten Karawang khususnya. :D 

Akhir-akhir ini, saya mencari penghasilan tambahan dari barang-barang rongsok ini. Botol plastik, botol kaca, besi, tembaga, kertas, dan lain sebagainya, saya konversikan menjadi uang. #eeeaaa Yaa bahasa kasarnya, saya bisa dikatakan sebagai pemulung lah. "Kok bisa?" Yaa tiap hari -di Sekolah- kalau ada botol bekas air mineral, yaa saya bawa pulang ke rumah. Sampai-sampai, pernah sekali waktu membawa 30 botol bekas air mineral. Dan sebagian besar saya masukkan ke dalam tas. He he he. Prihatin sekali yaa hidup saya. Bahkan, teman-teman saya di kelas XI IPA 1, Rohis Darussaka, dan Pramuka, sampai bertanya-tanya tentang apa yang saya lakukan ini. Awalnya sih malu menyatakan yang sebenarnya, #eeeaaa tapi banyak dari teman saya juga mendukung. Lantas, saya jadi lebih bersemangat lagi. Hitung-hitung mengurangi sampah Kabupaten Karawang. 

--Semoga Pemda Kab.Karawang melihat perjuangan saya-- #hiikss

Okeh, lanjut ke masalah utama. :D

Untuk tulisan saya kali ini, saya akan membahas cara pengolahan sampah botol bekas air mineral. Yang jadi pertanyaan pertama adalah, "Kok Agan kepikiran ngolah sampah botol bekas air mineral?". 

Nah, terkadang, ketika kita tergerak untuk mengerjakan suatu hal, kita pasti mempunyai dasar-dasar dan alasan untuk melakukan hal tersebut. Alasan dan dasar-dasar saya ngolah sampah botol bekas air mineral ini adalah sebagai berikut. :D 
  • Ingin mendapat penghasilan tambahan.
  • Kesal, banyak sampah -khususnya botol bekas air mineral- di kelas XI IPA 1.
  • Mau ikut organisasi Greenpeace. Segala macam usaha sudah dilakukan. Kirim e-mail, mention ke twitternya Greenpeace, ikut kuis nya Greenpeace dan menang, dan masih banyak lagi. Semoga Pak Wirendro Sumargo, Pak Ahmad Ashov, dan anggota Greenpeace yang lainnya melihat tulisan saya ini. Aamiin. :D
  • Ada yang menginspirasi saya untuk melakukan hal ini. Dokter Gamal Albinsaid. Cari saja sendiri di Google, yaa. :D
  • Mengisi waktu
  • Bermanfaat untuk khalayak.
Lanjut ke pertanyaan kedua. "Penghasilan tambahan? Emang harganya berapa Gan? Memang gak ada usaha yang lain yaa Gan? Yang lebih 'wah' duitnya, Gan. Kan cape Gan, mulungin sampah gituan. Agan mengada-ada nih, Agan harusnya.... <--- Cerewet aja nih. Banyak nanya. Ane kasih bata sekalian,dah. (-_-')9

Okeh-okeh, saya bisa jelaskan masalah ini. Perlu saya tegaskan, saya ini hanyalah pelajar di SMA 1 Karawang. Saya sudah cukup menanggung beban pekerjaan tugas-tugas sekolah. Ini semua saya lakukan atas dasar poin-poin alasan di atas. ^^^ Selain itu, jangan pandang langkah saya ini hanya sebagai sebuah pekerjaan/sumber pendapatan yang utama -Terlebih jika ada yang ingin menjadikan ini sebagai pekerjaan/sumber pendapatan yang utama- #ifyouknowwhatImean. Jadikan ini sebagai solusi atas sampah yang berada di sekitar kita. Langkah kecil ini akan berdampak besar jika kita lakukan bersama-sama. Masalah duit... itu bonusnya. :D

Lanjut ke pertanyaan ketiga. "Gimana cara ngolah sampah botol bekas air mineral, Gan?"

Sip. Berikut ini adalah langkah-langkah mengolah sampah botol bekas air mineral.
  1. Siapkan botol bekas air mineral. Boleh kok botol jenis lain. Seperti botol shampoo, dan lain sebagainya. 
  2. Pisakan menurut jenisnya. Anda lihat dulu kode plastik di bawah botol. Bentuknya segitiga, ada nomornya, dan ada akronim nama jenis plastiknya. Botol bekas air mineral yang bentuknya gelas #ifyouknowwhatImean memiliki kode 5 dan PP. Sedangkan botol botol bekas air mineral yang bentuknya botol :D memiliki kode 1 dan PET. Satu lagi, kode 2 dan HDPE (botol shampoo, dan lain sebagainya). Ketiga jenis botol tersebut yang selama ini saya "olah" jadi uang. :D --Istilah PET, PP, dan HDPE akan saya jelaskan lain waktu--
  3. Untuk botol kode PP dan PET, pisahkan dari label kemasannya. Untuk saat ini, saya belum mengetahui. Apakah label tersebut bisa dijual layaknya barang rongsok atau tidak. Sementara itu, botol kode HDPE, tidak usah dipisahkan dari labelnya. 
  4. Untuk botol kode PET, pisahkan dari tutup dan ring nya (Ketika tutup botol air mineral pertama kali dibuka, pasti meninggalkan sisa tutup yang berbentuk lingkaran. Saya menyebutnya ring.). Pisahkan menurut jenis (untuk tutup) dan warnanya (untuk ring). "Maksudnya?" Apabila tutup botol tersebut berasal dari botol bermerek A*ua, satukan dengan sejenisnya. Untuk ring, satukan saja tanpa melihat 'latar belakang' merek, namun tetap sesuai warna. Agar lebih memudahkan, pilihlah sampah botol bekas air mineral yang sering anda temui. Misalnya A*ua, Pr*m-a, V*t, dan lain sebagainya. 
  5. Setelah terpisah dari tutup dan ring, remukkan botol (PET) tersebut dengan cara memelintirnya hingga tidak ada lagi ruang di dalam botol tersebut. "Ngapain di remukin, Gan? Ngikut-ngikut iklan A*ua aja." He he he. Baik, akan saya jelaskan. Ternyata, ada benarnya juga produsen A*ua. Coba anda pikirkan. Misalnya, ada ribuan sampah botol plastik yang berasal dari Makasar, dan akan di bawa ke Aceh menggunakan pesawat untuk di daur ulang. Akan ada banyak ruang yang terbuang sia-sia apabila botol-botol plastik tersebut tidak remukkan terlebih dahulu. Selain itu, saya ingin memaksimalkan terbatasnya lahan di rumah saya. Sehingga, akan ada banyak botol plastik yang saya "olah" dilahan yang sempit. (y)
  6. Masukkan ke dalam karung sesuai jenisnya. 
  7. Kumpulkan sebanyak-banyaknya. :D
Lanjut ke pertanyaan keempat. "Terus, bagaimana dengan "uang" nya,Gan?

Okeh. Setelah anda mengumpulkan setidaknya 2 Kg -setara dengan sekarung terigu ukuran 25 Kg-, anda dipersilahkan untuk menjualnya ke pengepul sampah terdekat atau tukang rongsokkan.